cinta memang tak harus memiliki
munafik bila ku bilang aku rela
tangisku selalu pecah
kau bersamanya
mungkin ku bisa tersenyum memberi selamat
namun hati ini hancur terluka
berapa belas tahun lagi aku harus menunggu
berapa ratus tahun lagi aku harus menanti
menantimu bersamanya
oh Tuhan
betapa bodohnya jika aku terus menanti
namun tak dapat ku pungkiri kau masih dihati
hati ini utuh milikmu
meski tlah berulang kali kau hancurkan
aku selalu berusaha menatanya kembali
meski berulang kali kau pathkan
aku selalu berusaha memperbaikinya sepenuh hati
ya
aku tau, betapa bodohnya aku
menanti yang tak seharusnya dinanti
tapi Tuhan
aku yakin Kau memahami, aku tak dapat menepiskan ini
rasanya ini sudah terlalu kuat tertanam
seperti sebuah biji yang ditanam
munafik bila ku bilang aku rela
tangisku selalu pecah
kau bersamanya
mungkin ku bisa tersenyum memberi selamat
namun hati ini hancur terluka
berapa belas tahun lagi aku harus menunggu
berapa ratus tahun lagi aku harus menanti
menantimu bersamanya
oh Tuhan
betapa bodohnya jika aku terus menanti
namun tak dapat ku pungkiri kau masih dihati
hati ini utuh milikmu
meski tlah berulang kali kau hancurkan
aku selalu berusaha menatanya kembali
meski berulang kali kau pathkan
aku selalu berusaha memperbaikinya sepenuh hati
ya
aku tau, betapa bodohnya aku
menanti yang tak seharusnya dinanti
tapi Tuhan
aku yakin Kau memahami, aku tak dapat menepiskan ini
rasanya ini sudah terlalu kuat tertanam
seperti sebuah biji yang ditanam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar